Dalam dunia industri maupun mekanik ada komponen yang sangat dibutuhkan yaitu bearing. Komponen ini terbagi menjadi beberapa jenis dan ukuran.
Agar spesifikasi dapat diketahui dengan benar diperlukan pembacaan kode bearing secara tepat.
Nah, untuk lebih mengenal berbagai hal terkait bearing tersebut, simak ulasan berikut:
Pengertian Bearing
Sebutan lain bearing adalah laher, di mana komponen ini bertugas memastikan bahwa semua alat bisa beroperasi sesuai fungsinya. Mekanisme kerja laher dengan menjadi tumpuan poros.
Didesain dengan kekuatan yang pas membuat poros bekerja sebagaimana mestinya. Laher digunakan di beberapa industri seperti ATM, motor, mobil, kargo penerbangan dan lainnya.
Kinerja dari komponen ini bertolak jika dibandingkan pada roda gigi. Pada roda gigi akan menyalurkan putaran pada bagian menuju sisi bagian lain. Sedangkan pada bearing justru membatasi putaran sehingga tidak terhubung di setiap bagian.
Ada hal yang harus dipertimbangkan dengan baik jika ingin menjalankan laher sesuai dengan fungsinya. Yaitu dengan mempertimbangkan beban yang nantinya akan diterima oleh alat tersebut.
Beberapa jenis beban yang diterima meliputi beban dorongan, radial, serta kombinasi. Apabila ketiga jenis beban ini diketahui dengan baik, maka pemilihan bearing juga bisa dilakukan tepat sasaran.
Macam-macam Bearing
Walaupun berfungsi sama, akan tetapi jika dilihat dari bentuk, ukuran, jenis ataupun kode bearing cukup variatif. Paling tidak ada 6 macam bearing di dalam industri mekanik dan otomotif, antara lain:
Type Ball Bearing
Salah satu yang paling lazim dimanfaatkan oleh industri adalah Ball Bearing. Selain di bidang otomotif, nyatanya tipe yang satu ini sangat banyak dimanfaatkan di berbagai peralatan khususnya rumah tangga. Walaupun menerapkan cara kerja yang bisa dibilang cukup sederhana, tetapi gerak putarnya sangatlah efektif. Tidak heran jika model ini berguna dalam mengatasi beban putar juga beban tekan samping.
Ball Thrust
Kinerja dari tipe Ball Thrust terkesan lebih khusus karena hanya digunakan pada benda berputaran rendah. Contohnya kursi, meja, maupun benda lain yang memiliki sistem putar. Penggunaan model satu ini lebih kepada beban radial yang hanya untuk menerima beban ringan saja.
Model Roller Bearing
Berikutnya bearing model Roller yang punya desain khusus sebagai penahan beban vetikal maupun horizontal. Dengan bentuk silinder ternyata bisa dimanfaatkan dalam kebutuhan menahan beban radial yang terbilang lebih berat dibandingkan model sebelumnya. Karena bagian yang saling bersinggungan mencakup satu baris bukan pada satu titik saja.
Varian Roller Thrust
Dilihat dari segi desain, bentuknya mirip model Roller namun berbeda posisi. Laher dengan bentuk Roller Thrust ini sangat tepat diaplikasikan sebagai penahan beban sangat berat. Bisanya difungsikan untuk gear set yang terdapat pada kendaraan yaitu transmisi maupun gearbox.
Tipe Tapered Roller
Jenis ini terdiri dari 2 roller berseberangan yaitu di dalam maupun di luar. Sedangkan bentuknya mengerucut sehingga bisa menahan berbagai macam beban yang datang dari dua arah. Penggunaan paling umum adalah untuk poros yang terdapat pada roda mobil.
Model Magnetic
Bisa dibilang jenis magnetic merupakan jenis terbaru dengan daya putar yang terbilang tinggi. Sedangkan sistem pengoperasiannya menggunakan gaya magnet. Tipe Magnetic umumnya dimanfaatkan pada perangkat berupa flywheel.
Ukuran Diameter
Salah satu hal krusial ketika ingin menentukan bearing yaitu harus berdasarkan ukuran diameternya. Supaya pemilihan bearing tepat, pahami dulu penjelasan ukuran diameter bearing berikut:
- Diameter <10 mm. Menunjukkan ukuran kecil bearing dapat dilihat dari angka terakhir dari kode bearing yang ada. Misalnya kode 622 berarti memiliki lubang berukuran 2 mm;
- Diameter >10 mm dan <20 mm. Penunjuknya pada 2 digit terakhir pada kode tersebut. Contohnya, kode 6200 berarti diameternya 100 mm, kode 63801 diameternya 12 mm begitu seterusnya;
- Diameter >20mm dan <480mm. Cara mengetahui ukurannya ada dengan menghitung dua angka terakhir kemudian dikali 5. Misalnya kode 6304 berarti diameternya 04×5 yaitu 20 mm;
- Diameter >500mm. Ukuran ini paling mudah untuk diketahui karena sudah tertulis jelas pada kode bearing itu. Contohnya, kode 620/500 artinya berukuran 500mm, kode NU18/710 artinya lubang berukuran 710 mm; dan
- Ukuran Diameter Lubang Khusus. Selain keempat ukuran di atas, ada juga bearing yang berukuran khusus. Misalnya kode 628/5 artinya memiliki diameter 5 mm. Pada bearing 62/2,5 maka berdiameter 2,5 mm.
Arti Kode Bearing
Dengan adanya kode bearing maka dapat diketahui seluruh spesifikasi terkait bearing tersebut. Bahkan karakter kegunaannya juga bisa diprediksi dengan tepat. Karena setiap kode pada komponen ini memiliki arti berbeda.
Misalnya ada kode bearing 6203-ZZC3, maka perlu memecah kode menjadi 5 bagian agar dapat membacanya. Yaitu menjadi 6-2-03-Z-C3. Sedangkan cara membacanya adalah sebagai berikut:
- 1 angka di depan merupakan jenis bearing. Kode ini biasanya berbentuk huruf maupun angka;
- Kemudian 1 angka berikutnya menunjukkan seri dari bearing tersebut;
- Sedangkan 2 angka pada baris ketiga dan keempat merupakan ukuran diameter dari bearing yang ditunjukkan;
- Selanjutnya ada huruf di akhir, menunjukkan jenis yang digunakan pada bahan penutup dari bearing tersebut; dan
- Terakhir adalah huruf C serta angka, menunjukkan radial clearance. Artinya besaran celah yang ada di antara dudukan pada bearing atau antara cage dengan bola.
Itulah beberapa informasi mengenai bearing, jenisnya, ukurannya, kode bearing hingga cara membaca kode yang benar. Ketika membaca kode, maka diperlukan tabel pembacaan untuk setiap bagian.
Dengan begitu, pengguna tidak akan mengalami kesalahan saat ingin mengganti bearing. Jika ingin mengambil posisi aman, maka gantilah bearing dengan menyesuaikan kode sebelumnya. Sehingga kinerjanya bisa tepat sasaran!